Minggu, 24 Februari 2013

Lagi-Lagi CoPas (share ilmu)

    Liburan tapi ga ada ceritanya. Lagi malas mikir nih, tapi dapat kiriman email yang insyaalloh berguna buat kita umat islam. Okedeh ta usah banyak cing cong, langsung aja cekidot.
""""
Assalamu\'alaikum wr.wb
Berikut ini ada beberapa amalan enteng tapi masya Allah :
Amalan Enteng Tapi MasyaAllah bag.1Jangan ampe enggak, baca subhaanallaahi wabihamdih, 100x sehari.Sempetin.
Kalo perlu biasain, bikin daftar absen sendiri. Sebab yang enteng ini, kalo ga ada hidayah Allah, taufiq dari Allah, bisa-bisa lewat kita gak ngerjain.
Kalo kita baca ini : Subhaanallaahi wabihamdih (Maha Suci Allah, dan Segala Puji Bagi-Nya) 100x, dosa kita dihapus sehapus-hapusnya. MasyaaAllah kan?...
Sedangkan yang bikin kita diantaranya, jadi sulit rezeki, susah hidup, banyak bala, banyak masalah, penyakitan, miskin, adalah dosa.
Yaaah, walaupun ada juga orang yang diuji dengan semua itu, namun rasanya orang sekarang, banyak yang sebab dosa jadi pada susah, sulit, menderita.
Maka, baca bacaan ini efektif sekali.
AmalanEntengTapiMasyaaAllah bag.2Laa hawla walaa quwwata illaa billaahBaca ini wirid. Sehari 100x dah atau 300x, anti galau he hehe, anti susah.
Hajat juga gampang kekabulnya.
Seorang bapak, ketemu saya sambil berkaca-kaca matanya. Beliau mengaku sebel sekali ngeliat anaknya yang ga kunjung bekerja, padahal udah lulus lama.
Pas denger saya bilang tentang wirid �laa hawla walaa quwwata illaa billaah ini, beliau baca sepenuh hati sepenuh harap. 100-300x, kemudian beliau berdoa. Ga sampe 2 pekanan, kalo ga salah, di istiqomahin, anaknya bekerja. Dan beliau berpesan ke anaknya, jangan ampe ditinggal.
Buat kawan-kawan KuliahOnline, baik peserta lama maupun yang akan daftar besok-besok ini, bener-bener jangan ditinggal ini wirid.
Nama lain wirid ini : Hawqolah.
Melambangkan ketidak berdayaan di hadapan Allah. Bagus untuk nenangin pikiran, perasaan, kepenatan.
Selamat mencoba yaaa, disiplinin loh, jangan sekali kali doang bacanya.
AmalanEntengTapiMasyaaAllah bag.3Ucapan astaghfirullah, juga merupakan amalan enteng, mestinya. Tapi emang kalo ga ada kehendak Allah, repot kita. Bisa jadi kita ini ga dikehendaki Allah buat baca istighfar. Sebab kalo udah istighfar, ya diampuni. Sebanyak apapun dosa kita.
Namun ya begitu, segitu entengnya, bisa-bisa kita ga boleh baca sama Allah, sebab ga dikehendaki. Na�uudzubillaah dah, jangan sampe begitu.
Makanya, biasain baca. Sekurang-kurangnya 70 apa 100x gitu sehari.
AmalanEntengTapiMasyaaAllah bag.4Amalan yang ke-4 yang enteng dibaca, yakni shalawat. Ga maen-maen juga balasannya, fadhilahnya, keutamaannya.
Banyak banget saya kupas atas izin Allah tentang shalawat ini.
Shalawat ini amalan Allah dan para Malaikat. Ya, Allah dan paraMalaikat, bershalawat kepada Nabi Muhammad.
MasyaaAllah kan? Luar biasa. Kalo kita mau sukses, nyontoh yang dilakukan orang-orang sukses.
Nah ini, lebih daripada amalan orang sukses.
Ini amalannya Allah dan para Malaikat-Nya. Ga tanggung-tanggung kan?
Amalin dah. Shalawat juga sekurang-kurangnya 100x. jangan pelit-pelit.
Shalawat yang paling ringan :
Allaahumma shallii 'alaa Sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali Sayyidinaa Muhammad.
Disiplin juga ngamalinnya.
Buat peserta Kuliah Online yang baru, dan yang akan daftar, pembahasan panjang kali lebar ada disebar di semua kanal tentang shalawat ini.
Semoga bisa semakin cinta sama amalan shalawat ini. Aamiin.

Wassalamu\'alaikum wr.wb
Salam
Yusuf Mansur

Jumat, 15 Februari 2013

Hanya Copy & Paste




بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

                Sesuai judul, cerita ini hanya copy paste dari email yag di kirim teman ane. Lihat  judulnya sie biasa aja, tapi isinya bikin gue nangis mas bro, neng bro. kok bisa sih?? Ga usah banyak cing cong nikmatin aje ceritanye ye.


*****The Power of Family: Kisah Nyata Dahsyatnya Keluarga Sakinah******
Namaku Wina lengkapnya Sri Winarsih, kini usiaku sudah mencapai 28 tahun.
Aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana.
Ayahku seorang pegawai negeri dengan penghasilan yang sangat rendah, 
sedangkan ibu seorang ibu rumah tangga yang hanya dapat membantu meringankan suaminya dengan berjualan jajanan keliling kampung.
Seingatku, aku tidak pernah mendengar ayah ibuku mengeluhkan tentang hal itu.
Aku dilahirkan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Aku tidak sempurna seperti bayi-bayi lainnya,
tubuhku kecil karena aku lahir prematur.
Mungkin karena ibu terlalu giat bekerja agar dapat membantu ayahku dalam mencari nafkah.
Oleh karena orang tua tidak mempunyai banyak biaya untuk perawatanku di rumah sakit,
maka orang tuaku membawaku pulang ke rumah untuk dirawat dengan peralatan seadanya.
Berkat dukungan ayahku, ibuku merawatku sebaiknya mungkin dengan sangat berhati-hati.
Sehubungan aku lahir belum cukup umur maka tubuhku membutuhkan kehangatan yang lebih,
kata ibuku dulu untuk dapat menghangat tubuhku maka digunakan lampu belajar bekas pemberian tetangga.
Orang tuaku berharap aku dapat tumbuh dengan sempurna seperti layaknya anak-anak pada umumnya.
Alhamdulillah dengan dukungan ayahku dan berkat pertolongan Allah maka aku dapat tumbuh dengan cepat dan sehat.
Namun di tengah perjalanan hidupku terjadi suatu kecelakaan yang dampaknya terasa hingga tamat SMA.
Saat berusia 5 bulan aku jatuh dari tempat tidur ibuku. Saat itu ibuku sedang membuat kue untuk dijual hari itu.
Ibu terkejut mendengar tangisanku yang secara tiba-tiba itu. Aku sudah tergeletak di atas lantai.
Setelah diperiksa, alhamdulillah tidak ada cedera di tubuhku. Ibu tidak membawaku ke rumah sakit hanya diperiksa sendiri saja,
karena saat itu ibu tidak punya uang.
Dengan cekatan ibu menggendongku dengan penuh kasih sayang,
dengan kehangatannya yang hingga saat ini masih terasa dan selalu kurindukan.
Sejak kecil aku mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan, tubuhku kaku,
tidak lincah seperti teman-temanku.
Semakin besar gerakanku semakin kaku, sampai akhirnya aku di bawa ke rumah sakit yang berada jauh dari desa kami tinggal.
Sebetulnya orang tuaku tidak mempunyai uang untuk itu,
tetapi dengan berbagai usaha yang halal akhirnya ayahku mampu mengumpulkan sedikit uang untuk berobat ke kota.
Sesampainya di rumah sakit aku ditangani oleh seorang dokter yang cantik dan baik hati,
lemah lembut tutur katanya, namanya dokter Mila.
Dari pemeriksaannya ternyata aku mengalami kelainan pada tulang kaki dan tanganku,
sehingga aku harus menjalani beberapa terapi untuk menormalkan kembali fungsi tulang-tulangku agar bisa berjalan dengan baik.
Salah satu penyebabnya kemungkinan pada saat aku terjatuh pada usia 5 bulan itu.
Baru beberapa hari aku tinggal di rumah sakit persediaan uang ayahku menipis,
akhirnya dengan sangat terpaksa ayah ibu membawaku kembali ke kampung.
Orang tuaku pasrah atas ujian yang Allah berikan. Apapun yang akan terjadi semua adalah kehendak-Nya. 
Usaha orang tuaku patut kuacungi dua jempol, bahkan bila memungkinkan empat jempol sekaligus.
Dengan telaten setiap hari ibuku melakukan terapi sendiri di rumah,
sementara ayahku membuatkan aku tempat untuk belajar berjalan dari bambu.
Sebelum ayahku pergi bekerja aku selalu diajak untuk melakukan latihan secara rutin dengan penuh kasih sayang.
Aku melihat tidak ada sedikitpun guratan kesedihan di wajah mereka,
senyum bahagia selalu menyelimuti bibirnya saat memberi semangat padaku untuk melakukan latihan tersebut.
Apalagi kalau sudah melihat aku bosan, ibu selalu membujuknya dengan janji akan membuatkan aku makanan kesukaanku.
Ayah pun demikian tidak pernah luput memujiku dengan perkembangan kemampuanku untuk berjalan.
Tanpa terasa aku sudah duduk di bangku SMA, aku masih selalu diantar jemput oleh ibuku karena aku memang belum dapat berjalan dengan sempurna.
Jalanku masih pelan-pelan takut jatuh, ibu selalu menggandeng tanganku dan memapah aku berjalan.
Kegigihan beliau dalam membimbing, benar-benar memacu hatiku untuk bertekad mewujudkan cita-citaku menjadi seorang dokter ahli tulang yang cantik dan sukses seperti Dokter Mila.
Hari demi hari kulalui dengan dukungan dan kehangatan orang tuaku, terutama ibu.
Sampailah pada tahun ke 3 di SMA, prestasi belajarku melesat cepat, nilai pelajaranku sangat baik.
Pertolongan Allah pun tiba. Aku mendapatkan bantuan dari Pak Haji Sholehudin,
seorang yang dermawan di kampungku, sehingga orang tuaku tidak begitu dipusingkan dengan biaya sekolahku di SMA.
Walaupun demikian ayah dan ibuku tidak berhenti atau bermalas-malasan mencari nafkah,
karena pada prinsipnya tidak mau merepotkan orang lain.
Pak Haji Sholeh adalah pedagang di pasar di kota, istri tercintanya telah meninggal dunia 15 tahun yang lalu.
Meski usahanya sangat maju namun kehidupannya sangat sederhana.
Beliau hidup bersama 5 orang anak yatim piatu di rumahnya yang sangat sederhana.
Kepeduliannya kepada orang yang tidak mampu jauh lebih peduli dibandingkan dengan orang kaya yang ada di kampungku.
Menurut cerita dari ibuku, sejak masih muda beliau gemar sekali bersedekah,
begitu pula dengan almarhum istrinya.
Baginya harta dia sesungguhnya adalah harta yang dia berikan untuk orang lain.
Subhanallah!!
...Allah mendengar doa dan harapan orangtuaku dalam shalat Tahajud di keheningan malam yang sepi.
Tak henti-hentinya ibu berdoa untuk kebahagiaan dan keberhasilanku...

Dengan segala keterbatasan dan dukungan dari orangtua,
aku mampu menyelesaikan pendidikan di SMA dengan prestasi dan nilai yang gemilang.
Acara wisuda di sekolah sangat meriah. Kami saling berpelukan, menangis karena haru bahagia.
Kami sadar kami akan berpisah dengan teman-teman dan entah apakah kami akan bertemu kembali atau tidak.
Kelak kami akan menjadi apa? Kami tidak tahu, semua itu adalah rahasia Ilahi.
Allah mendengar dan mengabulkan semua doa dan harapan orang tuaku,
yang selalu kudengar saat ibuku selesai menunaikan shalat Tahajud di keheningan malam yang sepi.
Bersamaan dengan mengalirnya airmata dari bola matanya yang indah kemudian sebait doa pun meluncur dari bibirnya.
Tak henti-hentinya ibu selalu mendoakan aku, demi kebahagiaanku, keberhasilanku. Kadang aku berpikir kapankah ibu tidur?
Setiap aku terbangun ibu sedang berzikir, berdoa, mengaji, shalat dan banyak lagi serangkaian ibadah yang dilakukannya.
Selepas SMA aku diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang paling terkemuka di Indonesia,
dengan jurusan yang diminati banyak pelajar SMA yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
Terima kasih Ya Allah,
Kau mengabulkan cita-citaku menjadi mahasiswa kedokteran apalagi di Universitas Indonesia. Subhanallah tiada henti-hentinya aku bersyukur.

 Mendapat kenikmatan besar dan musibah memilukan

Qadarullah, mungkin karena kelewat bahagianya mendengar aku diterima di Fakultas Kedokteran UI,
ayahku kena serangan jantung kemudian meninggal dunia. Sejak itu ibuku hijrah ke Jakarta,
menemaniku karena aku saat itu belum sempurna betul.
Setelah mengantarkan aku ke kampus, ibu pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang dokter yang kebetulan menjadi dosenku,
namanya dr. Sudiyanto SpBO (dokter Spesialis Bedah Orthopedi).
Dosen yang baik hati  ini memiliki 2 anak yang secara kebetulan anak sulungnya adalah kakak kelasku, 3 tahun diatasku.
Dr Sudiyanto pun merasa prihatin dengan kondisiku, sehingga dengan tulus membantuku pengobatanku dengan terapi medis secara gratis.
Alhamdulillah dalam jangka waktu 1,5 tahun aku sudah dapat berjalan dan tanganku dapat digerakkan dengan lentur seperti teman-temanku yang lainnya.
Sepeninggal ayah, aku mendapatkan beasiswa karena aku termasuk anak yatim yang berprestasi,
dan dari keluarga yang miskin.
Hari demi hari kulalui bersama ibuku, dengan kesetiaannya ibuku selalu menemani aku dalam belajar,
selalu memberi semangat, menjadi inspirasiku dalam menyelesaikan studiku.
Dalam jangka waktu 5 tahun aku lulus sebagai dokter umum, kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai dokter spesialis bedah orthopedic,
sesuai cita-citaku dulu. Pendidikan ini pun dapat kuselesaikan dalam jangka waktu 3 tahun. Allahu akbar!
...Ibu telah mengantarkan aku menjadi seorang dokter dengan kelembutan, kesabaran, ketekunan, dan doa  tulus yang dikabulkan Allah...
Tibalah saatnya aku menjalani wisuda sebagai Dokter Spesialis Bedah Ortopedi.
Dalam hatiku dan selalu dipenuhi rasa syukur kepada Allah. Malam hari sebelum wisuda aku tidak bisa tidur,
kupandangi wajah ibuku yang sudah tampak tua kelelahan, aku hanya bisa berucap lembut: “Ibuuuuu,
terima kasih karena kau telah mengantarkan aku menjadi seorang dokter dengan kelembutan, kehangatan,
kesabaran, ketekunan, yang pasti doamu sangat tulus untukku, Allah telah mengabulkan doamu.
Aku persembahkan gelar dan ijazahku untukmu, engkaulah yang patut mendapatkan gelar itu. Ibuuuu aku sangat mencintaimu…”
Tanpa terasa matahari pun muncul dari persembunyiannya, aku dan ibuku sibuk mempersiapkan diri untuk menghadiri upacara wisuda.
Kami berangkat dengan menggunakan becak, namun tiba-tiba kami dikejutkan dengan kedatangan Dr Ade Sutisna, putra sulung Dr Sudiyanto.
Saat itu kami hendak menaiki becak yang sudah kami pesan,
dengan sedikit memaksa beliau mengajak kami untuk ikut masuk ke dalam kendaraannya.
Sebagai penghargaan padanya akhirnya kami mengikutinya. Sesampainya di kampus UI ternyata aku sudah ditunggu oleh Dr Sudiyanto dan istrinya.
...Subhanallah di zaman modern ini masih tersisa manusia ningrat yang mau menjadikan orang miskin menjadi menantu tanpa pertentangan...
Sepulang acara wisuda, malam harinya keluarga Dr Ade Sutisna berkunjung ke rumah kontrakan kami yang sangat kecil.
Di luar dugaan, kunjungan mereka bertujuan melamarku untuk dijodohkan dengan Dr Ade.
Subhanallah, kami hanya mampu menangis haru dan rasa syukur.
Ternyata di zaman modern ini masih tersisa manusia ningrat yang mau menjadikan orang miskin ini menjadi menantunya tanpa proses pertentangan.
Rupanya sejak aku masuk kuliah Dr. Sudiyanto sudah berniat menjodohkan aku dengan putranya. Tanpa sepengetahuan beliau dr Ade menaruh hati padaku.
Dua tahun kemudian kami menikah dan merajut keluarga sakinah hingga sekarang.
Dalam kebahagiaanku, kebaikan almarhum ayahku tak pernah terlupakan.
Hanya doa yang kupanjatkan kepada Allah, satu-satunya balas jasaku pada ayahku.
Semoga doaku menjadi amal ayah yang tiada terputus.
Duhai ayah, seandainya saat ini Allah mengizinkanmu masih hidup, betapa bahagianya dirimu, ikut merasakan kebahagiaanku

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Jumat, 08 Februari 2013

Eksis Di Curug Luhur


    Air terjun (curug) luhur ini terletak di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Peta dan Koordinat GPS: 6° 39' 38.59" S  106° 42' 21.71" E
Berjarak lebih kurang  5 - 6 km ke arah Timur dari Curug Nangka, persisnya disamping kanan jalan raya kawasan Bogor - Gunung Salak Endah atau sekitar 20 Km ke arah selatan dari Kota Bogor (kira-kira 30 – 45 menit waktu tempuh berkendaraan).
    Perjalanan ke Curug luhur, bisa melalui beberapa alternatif jalan, salah satunya dapat melalui jalan raya Bogor kearah Leuwiliang, belok di pertigaan Cikampak, lalu menelusuri jalan menuju Tenjolaya (belok kiri terus).  Atau dari Ciapus, dengan mengambil arah ke kanan dari pertigaan menuju Curug Nangka (Sukamantri).
Untuk menuju lokasi air terjun, pengunjung berjalan kaki sekitar 150 meter dari pelataran parkir atau pintu masuk.  Kondisi jalan menuju curug sudah tertata rapi karena telah dibuatkan undak-undakan semen hingga air terjun.
    Prajurit yang ngikut:
    Ga perlu banyak cingcong, langsung aja nikmatin fotonya.




 Segitu aja dulu. Hasil jepret-jepretnya kurang apik, maklum bukan fotografer, kamera HP 2 MP lagi. lumayanlah dari pada ga ada sama sekali.
  

    Bonus foto admin.

 

Senin, 04 Februari 2013

Yang Empuk Empuk









Waktu libur kerja adalah waktunya untuk beristirahat, biasanya hari seperti ini dipakai buat nonton televise atau ngoprek ngoprek. tapi kalu hanya duduk nonton televisi atau ngoprek ngoprek tanpa cemilan rasanya ada yang kurang. Nah hobby ane selain ngoprek adalah masak,, cie cie, kaya cewe. Et jangan salah, hal seperti itu ga berlaku di jaman sekarang. Coba lihat aja di restoran restoran atau di Pedagang kaki lima. Disitu sebagian besar kokinya adalah para cowo. Ga percaya? Monggo dilihat sendiri.
Back to topik. Berhubung yang ada di dapur Cuma tepung kue dan pelengkapnya ya mau ga mau bikin kue aja.
Siapin alatnya mixer, panci buat kukus, de el el.
Siapin bahannya tepung kue (bisa beli di took terdekat), telur, mentega, gula, air, apa lagi ya? Kayanya cukup deh.
Panaskan air di panic untuk mengukus.
Masukin telur sama gula kocok hingga mengembang, kemudian masukin tepung, mentega cair, dan tmbahkan air 250cc. lain lain baca petunjuknya aja ya.


Klo dah mengembang, masukin ke cetakan, lalu kukus. 10-20 menit waktu pengukusannya.
Dan taraaaaaaaa… jadi deh..
Bisa di tambahkan segelas kopi untuk perasa yang lebih wow..
Nyam…. Nyam.. nyam.….

Senin, 21 Januari 2013

SOHC or DOHC

    

Apapun mesinnya minumnya tetap premium. Bener gak sih?
Coba ditelaah lagi, setelah searching-searching via guru di bengkel dan guru di sekolah menghasilakn sebuah kesimpulan mutlak. Apa itu? Mesin di atas kopmpresi 12:1 harus minum minimal bensin beroktan 95, mesin diatas kompresi 10:1 minimal harus minum bensin beroktan 90, mesin diatas kompresi 7:1 minimal harus minum bensin beroktan 80. Nah sekarang ke mesin, apa sieh efeknya kalau kita melanggarnya? Ya banyak, yang biasa bisa jadi bagus, yang bagus bisa jadi ancur. Anjurannya sie, di sesuaikan. Demi keawetan kinerja optimal mesin itu sendiri.
Nah bicara soal mesin, ada 2 tipe yang umum di gunakan yaitu mesin SOHC dan mesin DOHC. Apakah itu?
SOHC, sebuah konfigurasi mesin 4 tak dimana bungbungan penggerak pelatuk klep hanya ada 1 buah.
DOHC, sebuah konfigurasi mesin 4 tak dimana bungbungan penggerak pelatuk( bisa non pelatuk) ada 2 buah, masing masing untuk klep buka dan klep tutup.
Berhubungan dengan kompresi mesin, menurut data yang telah ane dapat menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
Mesin SOHC lebih efektif memakai kompesi tidak terlalu tinggi, karena mesin dengan konfigurasi seperti ini memiliki torsi lebih besar dan umumnya memiliki langkah piston yang panjang.
Mesin DOHC lebih efektif memakai kompresi tinggi, ini bertujuan untuk menggali torsi besar, karena biasanya mesin dengan konfigurasi seperti ini memiliki langkah piston yang pendek, dan ini yang membuat torsi kecil. Akan tetapi tenaga yang di hasilkan umumnya lebih besar.
Bagaimana untuk konfigurasi dengan bore x stroke sama atau square, tipe yang seperti apa yang ideal? Yang 1 ini special, keduanya duanya bisa di pakai, torsi ok dan tenaga yahud ya walupun tak sesuperior over bore.
Jadi apa yang kamu pilih, sesuaikanlah dengan karakter cara berkendaramu.