Liburan tapi ga ada ceritanya. Lagi malas mikir nih, tapi dapat kiriman email yang insyaalloh berguna buat kita umat islam. Okedeh ta usah banyak cing cong, langsung aja cekidot.
""""
Assalamu\'alaikum wr.wb
Berikut ini ada
beberapa amalan enteng tapi masya Allah :
Amalan Enteng Tapi MasyaAllah
bag.1Jangan ampe enggak, baca
subhaanallaahi
wabihamdih, 100x sehari.Sempetin.
Kalo
perlu biasain, bikin daftar absen sendiri. Sebab yang enteng ini, kalo ga ada
hidayah Allah, taufiq dari Allah, bisa-bisa lewat kita gak ngerjain.
Kalo
kita baca ini : Subhaanallaahi wabihamdih (Maha Suci Allah, dan Segala Puji
Bagi-Nya) 100x, dosa kita dihapus sehapus-hapusnya. MasyaaAllah
kan?...
Sedangkan yang bikin kita diantaranya, jadi sulit rezeki, susah
hidup, banyak bala, banyak masalah, penyakitan, miskin, adalah dosa.
Yaaah,
walaupun ada juga orang yang diuji dengan semua itu, namun rasanya orang
sekarang, banyak yang sebab dosa jadi pada susah, sulit, menderita.
Maka,
baca bacaan ini efektif sekali.
AmalanEntengTapiMasyaaAllah
bag.2Laa hawla
walaa quwwata illaa billaahBaca ini
wirid. Sehari 100x dah atau 300x, anti galau he hehe, anti susah.
Hajat juga
gampang kekabulnya.
Seorang bapak, ketemu saya sambil berkaca-kaca matanya.
Beliau mengaku sebel sekali ngeliat anaknya yang ga kunjung bekerja, padahal
udah lulus lama.
Pas denger saya bilang tentang wirid �laa hawla walaa
quwwata illaa billaah ini, beliau baca sepenuh hati sepenuh harap. 100-300x,
kemudian beliau berdoa. Ga sampe 2 pekanan, kalo ga salah, di istiqomahin,
anaknya bekerja. Dan beliau berpesan ke anaknya, jangan ampe ditinggal.
Buat
kawan-kawan KuliahOnline, baik peserta lama maupun yang akan daftar besok-besok
ini, bener-bener jangan ditinggal ini wirid.
Nama lain wirid ini :
Hawqolah.
Melambangkan ketidak berdayaan di hadapan Allah. Bagus untuk
nenangin pikiran, perasaan, kepenatan.
Selamat mencoba yaaa, disiplinin loh,
jangan sekali kali doang bacanya.
AmalanEntengTapiMasyaaAllah
bag.3Ucapan astaghfirullah, juga merupakan amalan enteng, mestinya. Tapi emang
kalo ga ada kehendak Allah, repot kita. Bisa jadi kita ini ga dikehendaki Allah
buat baca istighfar. Sebab kalo udah istighfar, ya diampuni. Sebanyak apapun
dosa kita.
Namun ya begitu, segitu entengnya, bisa-bisa kita ga boleh baca
sama Allah, sebab ga dikehendaki. Na�uudzubillaah dah, jangan sampe
begitu.
Makanya, biasain baca. Sekurang-kurangnya 70 apa 100x gitu
sehari.
AmalanEntengTapiMasyaaAllah
bag.4Amalan yang ke-4 yang
enteng dibaca, yakni shalawat. Ga maen-maen juga balasannya, fadhilahnya,
keutamaannya.
Banyak banget saya kupas atas izin Allah tentang shalawat
ini.
Shalawat ini amalan Allah dan para Malaikat. Ya, Allah dan paraMalaikat,
bershalawat kepada Nabi Muhammad.
MasyaaAllah kan? Luar biasa. Kalo kita mau
sukses, nyontoh yang dilakukan orang-orang sukses.
Nah ini, lebih daripada
amalan orang sukses.
Ini amalannya Allah dan para Malaikat-Nya. Ga
tanggung-tanggung kan?
Amalin dah. Shalawat juga sekurang-kurangnya 100x.
jangan pelit-pelit.
Shalawat yang paling ringan : Allaahumma shallii 'alaa Sayyidinaa
Muhammad wa 'alaa aali Sayyidinaa Muhammad.
Disiplin juga ngamalinnya.
Buat peserta Kuliah
Online yang baru, dan yang akan daftar, pembahasan panjang kali lebar ada
disebar di semua kanal tentang shalawat ini.
Semoga bisa semakin cinta sama
amalan shalawat ini. Aamiin.
Wassalamu\'alaikum wr.wb
Salam
Yusuf
Mansur
dentria
Minggu, 24 Februari 2013
Jumat, 15 Februari 2013
Hanya Copy & Paste
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
Sesuai judul,
cerita ini hanya copy paste dari email yag di kirim teman ane. Lihat judulnya sie biasa aja, tapi isinya bikin gue
nangis mas bro, neng bro. kok bisa sih?? Ga usah banyak cing cong nikmatin aje
ceritanye ye.
*****The
Power of Family: Kisah Nyata Dahsyatnya Keluarga Sakinah******
Namaku Wina lengkapnya Sri Winarsih, kini usiaku sudah
mencapai 28 tahun.
Aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana.
Ayahku seorang pegawai negeri dengan penghasilan yang sangat
rendah,
sedangkan ibu seorang ibu rumah tangga yang hanya dapat
membantu meringankan suaminya dengan berjualan jajanan keliling kampung.
Seingatku, aku tidak pernah mendengar ayah ibuku mengeluhkan
tentang hal itu.
Aku dilahirkan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Aku
tidak sempurna seperti bayi-bayi lainnya,
tubuhku kecil karena aku lahir prematur.
Mungkin karena ibu terlalu giat bekerja agar dapat membantu
ayahku dalam mencari nafkah.
Oleh karena orang tua tidak mempunyai banyak biaya untuk
perawatanku di rumah sakit,
maka orang tuaku membawaku pulang ke rumah untuk dirawat
dengan peralatan seadanya.
Berkat dukungan ayahku, ibuku merawatku sebaiknya mungkin
dengan sangat berhati-hati.
Sehubungan aku lahir belum cukup umur maka tubuhku
membutuhkan kehangatan yang lebih,
kata ibuku dulu untuk dapat menghangat tubuhku maka digunakan
lampu belajar bekas pemberian tetangga.
Orang tuaku berharap aku dapat tumbuh dengan sempurna seperti
layaknya anak-anak pada umumnya.
Alhamdulillah dengan dukungan ayahku dan berkat pertolongan
Allah maka aku dapat tumbuh dengan cepat dan sehat.
Namun di tengah perjalanan hidupku terjadi suatu kecelakaan
yang dampaknya terasa hingga tamat SMA.
Saat berusia 5 bulan aku jatuh dari tempat tidur ibuku. Saat
itu ibuku sedang membuat kue untuk dijual hari itu.
Ibu terkejut mendengar tangisanku yang secara tiba-tiba itu.
Aku sudah tergeletak di atas lantai.
Setelah diperiksa, alhamdulillah tidak ada cedera di tubuhku.
Ibu tidak membawaku ke rumah sakit hanya diperiksa sendiri saja,
karena saat itu ibu tidak punya uang.
Dengan cekatan ibu menggendongku dengan penuh kasih sayang,
dengan kehangatannya yang hingga saat ini masih terasa dan
selalu kurindukan.
Sejak kecil aku mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan,
tubuhku kaku,
tidak lincah seperti teman-temanku.
Semakin besar gerakanku semakin kaku, sampai akhirnya aku di
bawa ke rumah sakit yang berada jauh dari desa kami tinggal.
Sebetulnya orang tuaku tidak mempunyai uang untuk itu,
tetapi dengan berbagai usaha yang halal akhirnya ayahku mampu
mengumpulkan sedikit uang untuk berobat ke kota.
Sesampainya di rumah sakit aku ditangani oleh seorang dokter
yang cantik dan baik hati,
lemah lembut tutur katanya, namanya dokter Mila.
Dari pemeriksaannya ternyata aku mengalami kelainan pada
tulang kaki dan tanganku,
sehingga aku harus menjalani beberapa terapi untuk
menormalkan kembali fungsi tulang-tulangku agar bisa berjalan dengan baik.
Salah satu penyebabnya kemungkinan pada saat aku terjatuh
pada usia 5 bulan itu.
Baru beberapa hari aku tinggal di rumah sakit persediaan uang
ayahku menipis,
akhirnya dengan sangat terpaksa ayah ibu membawaku kembali ke
kampung.
Orang tuaku pasrah atas ujian yang Allah berikan. Apapun yang
akan terjadi semua adalah kehendak-Nya.
Usaha orang tuaku patut kuacungi dua jempol, bahkan bila
memungkinkan empat jempol sekaligus.
Dengan telaten setiap hari ibuku melakukan terapi sendiri di
rumah,
sementara ayahku membuatkan aku tempat untuk belajar berjalan
dari bambu.
Sebelum ayahku pergi bekerja aku selalu diajak untuk
melakukan latihan secara rutin dengan penuh kasih sayang.
Aku melihat tidak ada sedikitpun guratan kesedihan di wajah
mereka,
senyum bahagia selalu menyelimuti bibirnya saat memberi
semangat padaku untuk melakukan latihan tersebut.
Apalagi kalau sudah melihat aku bosan, ibu selalu membujuknya
dengan janji akan membuatkan aku makanan kesukaanku.
Ayah pun demikian tidak pernah luput memujiku dengan perkembangan
kemampuanku untuk berjalan.
Tanpa terasa aku sudah duduk di bangku SMA, aku masih selalu
diantar jemput oleh ibuku karena aku memang belum dapat berjalan dengan
sempurna.
Jalanku masih pelan-pelan takut jatuh, ibu selalu menggandeng
tanganku dan memapah aku berjalan.
Kegigihan beliau dalam membimbing, benar-benar memacu hatiku
untuk bertekad mewujudkan cita-citaku menjadi seorang dokter ahli tulang yang
cantik dan sukses seperti Dokter Mila.
Hari demi hari kulalui dengan dukungan dan kehangatan orang
tuaku, terutama ibu.
Sampailah pada tahun ke 3 di SMA, prestasi belajarku melesat
cepat, nilai pelajaranku sangat baik.
Pertolongan Allah pun tiba. Aku mendapatkan bantuan dari Pak
Haji Sholehudin,
seorang yang dermawan di kampungku, sehingga orang tuaku
tidak begitu dipusingkan dengan biaya sekolahku di SMA.
Walaupun demikian ayah dan ibuku tidak berhenti atau
bermalas-malasan mencari nafkah,
karena pada prinsipnya tidak mau merepotkan orang lain.
Pak Haji Sholeh adalah pedagang di pasar di kota, istri
tercintanya telah meninggal dunia 15 tahun yang lalu.
Meski usahanya sangat maju namun kehidupannya sangat
sederhana.
Beliau hidup bersama 5 orang anak yatim piatu di rumahnya
yang sangat sederhana.
Kepeduliannya kepada orang yang tidak mampu jauh lebih peduli
dibandingkan dengan orang kaya yang ada di kampungku.
Menurut cerita dari ibuku, sejak masih muda beliau gemar
sekali bersedekah,
begitu pula dengan almarhum istrinya.
Baginya harta dia sesungguhnya adalah harta yang dia berikan
untuk orang lain.
Subhanallah!!
...Allah mendengar doa dan harapan orangtuaku dalam shalat
Tahajud di keheningan malam yang sepi.
Tak henti-hentinya ibu berdoa untuk kebahagiaan dan
keberhasilanku...
Dengan segala keterbatasan dan dukungan dari orangtua,
aku mampu menyelesaikan pendidikan di SMA dengan prestasi dan
nilai yang gemilang.
Acara wisuda di sekolah sangat meriah. Kami saling
berpelukan, menangis karena haru bahagia.
Kami sadar kami akan berpisah dengan teman-teman dan entah
apakah kami akan bertemu kembali atau tidak.
Kelak kami akan menjadi apa? Kami tidak tahu, semua itu
adalah rahasia Ilahi.
Allah mendengar dan mengabulkan semua doa dan harapan orang
tuaku,
yang selalu kudengar saat ibuku selesai menunaikan shalat
Tahajud di keheningan malam yang sepi.
Bersamaan dengan mengalirnya airmata dari bola matanya yang
indah kemudian sebait doa pun meluncur dari bibirnya.
Tak henti-hentinya ibu selalu mendoakan aku, demi
kebahagiaanku, keberhasilanku. Kadang aku berpikir kapankah ibu tidur?
Setiap aku terbangun ibu sedang berzikir, berdoa, mengaji,
shalat dan banyak lagi serangkaian ibadah yang dilakukannya.
Selepas SMA aku diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang
paling terkemuka di Indonesia,
dengan jurusan yang diminati banyak pelajar SMA yaitu
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
Terima kasih Ya Allah,
Kau mengabulkan cita-citaku menjadi mahasiswa kedokteran
apalagi di Universitas Indonesia. Subhanallah tiada henti-hentinya aku bersyukur.
Mendapat kenikmatan
besar dan musibah memilukan
Qadarullah, mungkin karena kelewat bahagianya
mendengar aku diterima di Fakultas Kedokteran UI,
ayahku kena serangan jantung kemudian meninggal dunia. Sejak
itu ibuku hijrah ke Jakarta,
menemaniku karena aku saat itu belum sempurna betul.
Setelah mengantarkan aku ke kampus, ibu pergi bekerja sebagai
pembantu rumah tangga di rumah seorang dokter yang kebetulan menjadi dosenku,
namanya dr. Sudiyanto SpBO (dokter Spesialis Bedah
Orthopedi).
Dosen yang baik hati ini memiliki 2 anak yang secara
kebetulan anak sulungnya adalah kakak kelasku, 3 tahun diatasku.
Dr Sudiyanto pun merasa prihatin dengan kondisiku, sehingga
dengan tulus membantuku pengobatanku dengan terapi medis secara gratis.
Alhamdulillah dalam jangka waktu 1,5 tahun aku sudah dapat
berjalan dan tanganku dapat digerakkan dengan lentur seperti teman-temanku yang
lainnya.
Sepeninggal ayah, aku mendapatkan beasiswa karena aku
termasuk anak yatim yang berprestasi,
dan dari keluarga yang miskin.
Hari demi hari kulalui bersama ibuku, dengan kesetiaannya
ibuku selalu menemani aku dalam belajar,
selalu memberi semangat, menjadi inspirasiku dalam
menyelesaikan studiku.
Dalam jangka waktu 5 tahun aku lulus sebagai dokter umum,
kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai dokter
spesialis bedah orthopedic,
sesuai cita-citaku dulu. Pendidikan ini pun dapat
kuselesaikan dalam jangka waktu 3 tahun. Allahu
akbar!
...Ibu telah mengantarkan aku menjadi seorang dokter dengan
kelembutan, kesabaran, ketekunan, dan doa tulus yang dikabulkan Allah...
Tibalah saatnya aku menjalani wisuda sebagai Dokter Spesialis
Bedah Ortopedi.
Dalam hatiku dan selalu dipenuhi rasa syukur kepada Allah.
Malam hari sebelum wisuda aku tidak bisa tidur,
kupandangi wajah ibuku yang sudah tampak tua kelelahan, aku
hanya bisa berucap lembut: “Ibuuuuu,
terima kasih karena kau telah mengantarkan aku menjadi
seorang dokter dengan kelembutan, kehangatan,
kesabaran, ketekunan, yang pasti doamu sangat tulus untukku,
Allah telah mengabulkan doamu.
Aku persembahkan gelar dan ijazahku untukmu, engkaulah yang
patut mendapatkan gelar itu. Ibuuuu aku sangat mencintaimu…”
Tanpa terasa matahari pun muncul dari persembunyiannya, aku
dan ibuku sibuk mempersiapkan diri untuk menghadiri upacara wisuda.
Kami berangkat dengan menggunakan becak, namun tiba-tiba kami
dikejutkan dengan kedatangan Dr Ade Sutisna, putra sulung Dr Sudiyanto.
Saat itu kami hendak menaiki becak yang sudah kami pesan,
dengan sedikit memaksa beliau mengajak kami untuk ikut masuk
ke dalam kendaraannya.
Sebagai penghargaan padanya akhirnya kami mengikutinya.
Sesampainya di kampus UI ternyata aku sudah ditunggu oleh Dr Sudiyanto dan
istrinya.
...Subhanallah
di zaman modern ini masih tersisa manusia ningrat yang mau menjadikan orang
miskin menjadi menantu tanpa pertentangan...
Sepulang acara wisuda, malam harinya keluarga Dr Ade Sutisna
berkunjung ke rumah kontrakan kami yang sangat kecil.
Di luar dugaan, kunjungan mereka bertujuan melamarku untuk
dijodohkan dengan Dr Ade.
Subhanallah, kami hanya mampu menangis haru dan rasa syukur.
Ternyata di zaman modern ini masih tersisa manusia ningrat
yang mau menjadikan orang miskin ini menjadi menantunya tanpa proses
pertentangan.
Rupanya sejak aku masuk kuliah Dr. Sudiyanto sudah berniat
menjodohkan aku dengan putranya. Tanpa sepengetahuan beliau dr Ade menaruh hati
padaku.
Dua tahun kemudian kami menikah dan merajut keluarga sakinah
hingga sekarang.
Dalam kebahagiaanku, kebaikan almarhum ayahku tak pernah
terlupakan.
Hanya doa yang kupanjatkan kepada Allah, satu-satunya balas
jasaku pada ayahku.
Semoga doaku menjadi amal ayah yang tiada terputus.
Duhai ayah, seandainya saat ini Allah mengizinkanmu masih
hidup, betapa bahagianya dirimu, ikut merasakan kebahagiaanku
والسلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
Jumat, 08 Februari 2013
Eksis Di Curug Luhur
Air terjun (curug) luhur ini terletak di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Peta dan Koordinat GPS: 6° 39' 38.59" S 106° 42' 21.71" E
Berjarak lebih kurang 5 - 6 km ke arah Timur dari Curug Nangka, persisnya disamping kanan jalan raya kawasan Bogor - Gunung Salak Endah atau sekitar 20 Km ke arah selatan dari Kota Bogor (kira-kira 30 – 45 menit waktu tempuh berkendaraan).
Perjalanan ke Curug luhur, bisa melalui beberapa alternatif jalan, salah satunya dapat melalui jalan raya Bogor kearah Leuwiliang, belok di pertigaan Cikampak, lalu menelusuri jalan menuju Tenjolaya (belok kiri terus). Atau dari Ciapus, dengan mengambil arah ke kanan dari pertigaan menuju Curug Nangka (Sukamantri).
Untuk menuju lokasi air terjun, pengunjung berjalan kaki sekitar 150 meter dari pelataran parkir atau pintu masuk. Kondisi jalan menuju curug sudah tertata rapi karena telah dibuatkan undak-undakan semen hingga air terjun.
Prajurit yang ngikut:
Ga perlu banyak cingcong, langsung aja nikmatin fotonya.
Segitu aja dulu. Hasil jepret-jepretnya kurang apik, maklum bukan fotografer, kamera HP 2 MP lagi. lumayanlah dari pada ga ada sama sekali.
Bonus foto admin.
Senin, 04 Februari 2013
Yang Empuk Empuk
Waktu libur kerja adalah waktunya untuk
beristirahat, biasanya hari seperti ini dipakai buat nonton televise atau
ngoprek ngoprek. tapi kalu hanya duduk nonton televisi atau ngoprek ngoprek tanpa
cemilan rasanya ada yang kurang. Nah hobby ane selain ngoprek adalah masak,,
cie cie, kaya cewe. Et jangan salah, hal seperti itu ga berlaku di jaman
sekarang. Coba lihat aja di restoran restoran atau di Pedagang kaki lima. Disitu
sebagian besar kokinya adalah para cowo. Ga percaya? Monggo dilihat sendiri.
Back to topik. Berhubung yang ada di dapur Cuma
tepung kue dan pelengkapnya ya mau ga mau bikin kue aja.
Siapin alatnya mixer, panci buat kukus, de el
el.
Siapin bahannya tepung kue (bisa beli di took terdekat),
telur, mentega, gula, air, apa lagi ya? Kayanya cukup deh.
Panaskan air di panic untuk mengukus.
Masukin telur sama gula kocok hingga
mengembang, kemudian masukin tepung, mentega cair, dan tmbahkan air 250cc. lain
lain baca petunjuknya aja ya.
Dan taraaaaaaaa…
jadi deh..

Nyam…. Nyam..
nyam.….
Senin, 21 Januari 2013
SOHC or DOHC
Apapun mesinnya minumnya tetap premium. Bener
gak sih?
Coba ditelaah lagi, setelah searching-searching
via guru di bengkel dan guru di sekolah menghasilakn sebuah kesimpulan mutlak.
Apa itu? Mesin di atas kopmpresi 12:1 harus minum minimal bensin beroktan 95,
mesin diatas kompresi 10:1 minimal harus minum bensin beroktan 90, mesin diatas
kompresi 7:1 minimal harus minum bensin beroktan 80. Nah sekarang ke mesin, apa
sieh efeknya kalau kita melanggarnya? Ya banyak, yang biasa bisa jadi bagus,
yang bagus bisa jadi ancur. Anjurannya sie, di sesuaikan. Demi keawetan kinerja
optimal mesin itu sendiri.
Nah bicara soal mesin, ada 2 tipe yang umum di
gunakan yaitu mesin SOHC dan mesin DOHC. Apakah itu?
SOHC, sebuah konfigurasi mesin 4 tak dimana
bungbungan penggerak pelatuk klep hanya ada 1 buah.
DOHC, sebuah konfigurasi mesin 4 tak dimana bungbungan
penggerak pelatuk( bisa non pelatuk) ada 2 buah, masing masing untuk klep buka
dan klep tutup.
Berhubungan dengan kompresi mesin, menurut data
yang telah ane dapat menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
Mesin SOHC lebih efektif memakai kompesi tidak
terlalu tinggi, karena mesin dengan konfigurasi seperti ini memiliki torsi
lebih besar dan umumnya memiliki langkah piston yang panjang.
Mesin DOHC lebih efektif memakai kompresi
tinggi, ini bertujuan untuk menggali torsi besar, karena biasanya mesin dengan
konfigurasi seperti ini memiliki langkah piston yang pendek, dan ini yang
membuat torsi kecil. Akan tetapi tenaga yang di hasilkan umumnya lebih besar.
Bagaimana untuk konfigurasi dengan bore x
stroke sama atau square, tipe yang seperti apa yang ideal? Yang 1 ini special,
keduanya duanya bisa di pakai, torsi ok dan tenaga yahud ya walupun tak
sesuperior over bore.
Jadi apa yang kamu pilih, sesuaikanlah dengan
karakter cara berkendaramu.
Langganan:
Komentar (Atom)



